Alifberhasil melalui ranah 3 warna yaitu Bandung, Amman, dan Saint Raymond. Amanat Novel: Dalam hidup ini, ternyata "man jadda wajadda" saja tidak cukup. Ada jarak terbentang di antara sungguh-sungguh dan sukses. Jarak yang harus ditempuh dengan sabar aktif. "man shabara zhafira" (barang siapa yang sabar pasti akan beruntung).
Ada yang bilang, kalau ingin menguji sebuah buku yang ditulis seseorang, apalagi dalam bentuk cerita history, maka uji dan ambillah beberapa buku secara acak yang menjadi bagian dalam history tersebut. Apabila satu buku yang Anda baca memberikan kesan tersendiri dengan sedikit cerita yang mandiri, maka sudah pantas buku tersebut disebut buku terbaik yang layak untuk Anda miliki dan Anda baca. Begitu pula dengan buku yang satu ini “Ranah 3 Warna”, sama halnya dengan novel sebelumnya, buku ini memberikan kisah menarik, yang menimbulkan rasa motivasi, semangat juang untuk mencapai sebuah harapan yaitu kesuksesan. Untuk itulah, resensi novel “Ranah 3 Warna” ini dibilang, buku atau novel karya A. Fuadi sudah lama diterbitkan, namun sepeti yang disampaikan di atas, bahwa buku terbaik yang memiliki kualitas terbaik pasti tidak bosan untuk membacanya. Kalau dahulu hanya sekedar membaca sebagai sebuah hiburan untuk mengisi waktu, pada kesempatan ini, ternyata buku yang sudah lama diterbitkan ini memberikan kesan tersendiri, khususnya bagaimana untuk memberikan semangat dan daya juang, khususnya bagi Anda yang saat ini merasakan hal yang sama, yaitu berusaha untuk meraih sukses. Identitas BukuJudul Ranah 3 WarnaPenulis A. PT. Gramedia Pustaka terbit Cetakan pertama Januari buku 473 halamanISBN 978-979-22-6325-1Novel “Ranah 3 Warna”Resensi Buku “Ranah 3 Warna”Sebagai buku kedua dari trilogi “Negeri 5 Menara” tentunya setiap buku memberikan kesan yang mendalam, meskipun pada setiap buku bisa dibaca secara acak dan terpisah. Namun alangkah baiknya bila buku atau novel yang memiliki history dibaca secara berurutan, dengan maksud bisa memahami kisah awal yang halnya dengan buku pertama, pada buku kedua ini merupakan kisah lanjutan perjuangan seorang Alif Fikri untuk bisa meraih impiannya. Alif dalam Ranah 3 Warna adalah sebuah hikayat tentang bagaimana impian dan harapan tersebut adalah sesuatu hal yang wajib dibela habis-habisan meskipun hidup dirundung nestapa yang tak berkesudahan. Namun, yang pasti adalah Tuhan, sungguh bersama orang-orang yang Ranah 3 Warna ini, diawali dengan kisah Alif yang baru saja menyelesaikan pendidikan agamanya di Pondok Madani. Dengan berbekal kemampuannya dan motivasi dari para Kyai yang telah mendidiknya. Alif pada akhirnya pulang dengan semangat membara dan pulang ke Kampung Maninjau. Namun, dibalik semangatnya, masih ada saja yang mencibir termasuk dari sahabat karibnya, yaitu Randai yang meragukan kemampuannya untuk lulus UMPTN, apalagi Alif tidak memiliki ijazah SMA. Terinspirasi dari semangat dan tim dinamit Denmark, Alif berusaha mendobarak rintangan berat dengan waktu2 minggu untuk menyelesaikan pelajaran SMA selama 3 tahun. Dan pada akhirnya Alif lulus UMPTN pada jurusan Hubungan Interasional Universitas Pajajaran juga Resensi Novel “Negeri 5 Menara”.Spirit mantra “Man jadda wajada” yang merupakan sebuah mantra motivasi kalau kekurangan semangat ternyata masih belum cukup sakti untuk memenangkan persaingan hidup. Bahkan sebuah nasihat yang selalu dipegangnya saat berada di pondok juga menjadi motivasi bagi Alif untuk tetap berpacu melawan berbagai tantangan “Going the extra miles. I’malu fauqa ma amilu. Yang berarti berusaha di atas rata-rata orang lain”.Selain kisah Alif Fikri yang berusaha mengejar impian, begitu pula tantangan yang harus dilalui, mulai dari meninggalnya sang ayah sebagai pegangan hidup, berjuang sebagai penjual door to door, sampai pernah dibegal dan dirampok hingga semua barang dagangannya habis, menjadi sebuah kisah menarik dari perjuangan seorang hanya itu, selain kisah yang menarik dari kisah di kampus, sukses dalam pertukaran pelajar di Kanada, menjadi cerita perjalanan hidup seorang Alif. Kemana nasib membawa Alif? Apa ranah 3 ranah berbeda warna itu? Siapa Raisa? Bagaimana persaingan Alif dengan Randai? Bagaimana kabar Sahibul Menara? Bahkan bagaimana hingga muncul kisah Obelix. Lance Orang Indian, Michael Jordan, Dan kisah Kesatria Berpantun? Dan bagaiman pula denga hadiah Tuhan untuk sebuah kesabaran yang kukuh? Semua bisa Anda baca dalam kisah menarik “Ranah 3 Warna”.Kelebihan Novel “Ranah 3 Warna”Berbicara tentang kelebihan dari sebuah karya, tentunya hal tersebut menjadi nilai tambah atau added value yang membuat buku atau novel tersebut dicintai. Begitu pula dengan novel “Ranah 3 Warna” ini yang memberikan banyak nasehat, yang memberikan pelajaran berharga yang bisa diambil para pembacanya, seperti nasihat dari Imam Syafi’i, yaitu “Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang. Jangan menyerah. Menyerah berarti menunda masa senang di masa yang akan datang.” Atau semangat “Man yazra' yahsud “Siapa yang menanam akan menuai yang “Ranah 3 Warna”Atau motivasi luar biasa dari Kiai Rais saat harus berjuang mencapai impian, kalau sudah bingung dan terlalu capek menghadapi segala tekanan hidup, maka nasihat dari Kiai Rais menjadi pendorong luar biasa, yaitu“Siapa saja yang mewakilkan urusannya pada Tuhan, maka Dia akan mencukupkan semua kebutuhan kita”.Baca juga Resensi Novel “Ayat-ayat Cinta”.Selain banyak nasehat dan motivasi agar tidak putus asa dan lelah berjuang, terdapat 3 mantra utama yang bisa menjadi motivasi kita sekalian, antara lainMan jadda wajada, “Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil”.Man shabara zhafira. “Siapa yang bersabar akan saara ala darbi washala. “Siapa yang berjalan dijalannya akan sampai ketujuan.”Tentunya masih banyak semangat dan motivasi luar biasa yang bisa diambil dari cerita novel karya A. Fuadi ini, ditambah dengan kisah mengharukan, perjalanan yang menantang dan persaingan antara sahabat menjadi kisah novel ini menjadi semakin Novel “Ranah 3 Warna”Tentunya semua karya pasti memiliki kekurangan, entah dilihat dari tata bahaa, alur cerita atau beberapa tokoh didalamnya. Namun, untuk kisah cerita dalam novel “Ranah 3 Warna” ini sepertinya tidak ada kekurangan atau kelemahan. Mungkin karena pengalaman dan keahlian dalam menulis yang dimiliki A. Fuadi yang menjadikan buku ini menjadi buku dia sedikit resensi novel “Ranah 3 Warna” karya A. Fuadi, semoga bermanfaat dan menginspirasi kita semua.
NovelRanah 3 Warna ber kisah tentang seorang anak lulusan pondok pesantren yang mempunyai m im pi menuntut ilmu di Universitas ternama di Jawa Barat. Alif namanya, ia mempunyai keyakinan bahwa segala keinginan di dunia ini bila diperjuangkan dengan sungguh-sungguh apa pun itu, maka akan terwujud. Bukan hanya kata-kata manis saja, atau sebatas kata optimistis kosong belaka karena semua itu
c c ! " $! " %& & $ " $' " $! * + $, " & ' " - " " " " " & !' " -. / "' 01 / $ $' " & 2 " " !3 -& /" " "!, ., "" !34 " 5' $ ". " $ " "" ! / ! ' $ " $" " ' $. - "$$" ",$ 4*6 ! * ! 1 ! ! , " "* " !+ & $ 3 - " $$ $" /$ $ "" $ " 5 " 4 + $ $1 4 ! 4* - 4 /" " " 4/" $ $ &' - $ &4 + , 7$ 8' 7" 9 ' & , 0 ' + / 45 $"4 "$" 1! $ $$ . $ 1 "" $ ""$"" $ 5 1 "" $ " $ . & " "' " ' ! " $ " & $ , " """" ! 5 $ " ! ' $ 9!3 -& & 2 , "!' , ,1$1 $" " 5 " $1 ! $ ! ! $" 6$ $ " , ., $1 $ $" " / /" " " " $ / " " . $ " 5 1 " $ " $' $, . ! 5 $" , . " $ 9"" / $, " % &*1! $$" " ! ! 5 $" " $ " " $, " $,"
Download& View Resensi Novel Ranah 3 Warna as PDF for free.. More details. Words: 707 Pages: 3
Bandung - Para penikmat film Indonesia pastilah sudah tak sabar dengan hadirnya film Ranah 3 Warna yang diadaptasi dari novel karya Ahmad Fuadi. Novel tersebut merupakan novel kedua dari trilogi Negeri 5 Menara, yang diangkat ke layar lebar oleh sutradara Guntur ini mampu menginspirasi liburan sekolah bersama keluarga dengan kisah perjuangan para anak muda dalam meraih cita-citanya di tanah rantau jauh dari keluarga dan tempat tertunda dua tahun akibat pandemi, film Ranah 3 Warna telah tayang di bioskop sejak akhir Juni lalu. Kisah film Ranah 3 Warna ini sama seperti novelnya, yakni menceritakan seorang remaja yang pantang menyerah. Berfokus pada perjuangan Alif Fikri Arbani Yasiz yang merupakan anak pinggir Danau Maninjau. Ia mengidolakan Presiden ketiga RI, BJ Habibie, hingga memiliki motivasi tinggi untuk menimba ilmu sampai ke ujung mimpi itu tak bisa dengan mudah terealisasi, sebab untuk kuliah di Bandung saja ia harus menempuh jalan yang rumit. Alif tidak pernah melupakan cita-citanya bisa ke benua Amerika, ia hanya yang dipendamnya itupun tak jarang diremehkan orang lain, namun ia coba melapangkan dada. Hingga akhirnya keadaan membuat Alif kemudian melintasi tiga "Ranah" yakni Indonesia, Timur Tengah, dan Teuku Rassya merupakan teman dekat Alif yang memiliki banyak kelebihan. Ia menempuh pendidikan tinggi sebagai Mahasiswa Teknik di ITB. Kelebihan pada diri keduanya membuat Randai dan Alif meski bersahabat namun juga bersaing dalam dunia akademik bahkan percintaan. Keduanya mendambakan perempuan yang sering menemani keseharian mereka, yakni Raisa Amanda Rawles.Film ini mengambil latar suku Minangkabau dengan bahasa Minang yang kental. Penonton juga akan dimanjakan dengan penampilan Tari Piring yang merupakan tari tradisional pada Negeri 5 Menara, Alif berbekal kata-kata 'man jadda wa jada' artinya "barangsiapa bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil". Sementara dalam film Ranah 3 Warna berganti menjadi 'man shabara zhafira' yang artinya "siapa yang bersabar akan beruntung".Alif pun berhasil mendapatkan sebuah kesempatan ke luar negeri melalui program pertukaran pelajar ke Kanada, meskipun bukan seperti mimpinya awal yang ingin ke ini memotivasi dengan alur ceritanya tentang bagaimana perjuangan Alif untuk mempertahankan kesabaran di tengah berbagai persoalan. Serta bagaimana Alif menghadapi setiap situasi ketiga pemeran tersebut, ada pula beberapa pemain muda serta aktor dan aktris kawakan seperti Maudy Koesnaedi, David Chalik, Lukman Sardi, Donny Alamsyah, Raim Laode, Risma 'Neneng' Wulandari, Sadana Agung, Tanta Ginting, dan ini selain menampilkan keberagaman Indonesia dari background para pemainnya, juga mengangkat isu penting yaitu quarter life crisis yang dialami para Gen Z saat ini. Tak hanya menguras emosi dan air mata, film ini sarat akan pesan moral untuk berjuang dalam menghadapi hidup, karir, dan narasi di akhir film, Alif mengatakan bahwa kendaraan hidup adalah kesabaran. Selain itu, pelajaran lainnya yang dipetik adalah mengatasi segala permasalahan dengan cara yang sebaik-baiknya. Simak Video "Rekomendasi Film untuk Habiskan Akhir Pekan Bersama Keluarga" [GambasVideo 20detik] aau/tya
Judul: Ranah 3 Warna. Pengarang: A. Fuadi. Penerbit: PT Gramedia Pustaka. Halaman: 349 halaman. Tokoh utama dalam Trilogi ini ini adalah Alif Fikri, seorang putra kelahiran Minang, Sumatera Barat. Tepatnya dipinggiran Danau Maninjau. Dia anak sulung dari dua adiknya yang kesemuanya perempuan. Kisah novel ini dimulai saat Alif kembali ke
100% found this document useful 2 votes7K views2 pagesOriginal TitleSinopsis Novel - ranah 3 warnaCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 2 votes7K views2 pagesSinopsis Novel - Ranah 3 WarnaOriginal TitleSinopsis Novel - ranah 3 warnaJump to Page You are on page 1of 2 You're Reading a Free Preview Page 2 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
merensinovel dengan judul Analisis Unsur Instrinsik dalam NovelRanah 3 Warna karya Ahmad Fuadi, diantaranya :1.1.1 Untuk mengetahui unsur-unsur instrinsik dalam novelRanah 3 Warna karya Ahmad Fuadi1.1.2 Untuk mengetahui nilai pendidikan yang terkandungdalam novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi BAB 2GAMBARAN UMUM2.1Identitas Buku 1)2)3)4)5)6)7)8)
Ilustrasi Cover buku Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi. istimewaNovel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi adalah novel kedua dari trilogi novel Negeri 5 Ranah 3 Warna diawali dengan kisah Alif yang baru saja menyelesaikan pesantren di Pondok Madani. Selepas itu Alif dilingkupi banyak cita-cita, salah satunya adalah melanjutkan pendidikan di ITB, seperti Habibie, dan kemudian hijrah ke Amerika. Namun Randai sahabat karibnya meragukan kemampuan Alif untuk melanjutkan ke ITB. Apalagi Alif tidak memiliki ijazah SMA,Keinginan Alif begitu kuat untuk kuliah di perguruan tinggi negeri. Dengan semangat “man jadda wajada” dia bertekad mengikuti ujian persamaan Sekolah Menengah Atas SMA, supaya bisa mendaftar Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri UMPTN. Untuk itu dia harus belajar lebih keras selama dua bulan supaya bisa lulus ujian persamaan. Dan akhirnya Alif lulus ujian persamaan meskipun dengan nilai nilai yang pas-pasan dan lemahnya dalam hitungan, akhirnya Alif memilih jurusan Hubungan Internasional HI. Sebelum ujian persamaan, dia berkeinginan untuk kuliah jurusan teknik penerbangan di Institut Teknologi Bandung ITB. Demi bisa lulus seleksi UMPTN dia belajar lebih keras lagi. Lebih keras dari belajar saat akan mengikuti ujian persamaan SMA alhamdulillah, usaha Alif membuahkan hasil yaitu diterima di jurusan Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran Unpad di Bandung, Jawa Barat. Meskipun bukan ITB, tetapi Alif bersyukur akhirnya ia dapat kuliah di perguruan tinggi Cover buku Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi. istimewaTiba saatnya Alif mulai kuliah di Bandung, Alif tinggal bersama Randai dalam satu kamar kos. Karena belum mendapatkan kamar kos, Alif memasuki dunia baru menjadi mahasiswa. Alif harus melewati serangkaian ospek untuk bisa mengenal kampus dan mengenal teman-temannya. Ada Wira, Agam dan Memet. Saat pertama kali masuk kampus Alif dirundung permasalahan uang bulanan. Ia mencari penghasilan tambahan untuk biaya hidupnya, sedangakan uang dari orangtuanya hanya pas-pasan sehingga tak cukup jika juga belajar menulis kepada Bang Togar. Bang Togar bukan hanya mengajari menulis saja namun Bang Togar juga mengajari Alif tentang makna terasa Alif sudah melewati semester satu. Dia senang karena mendapat nilai baik. Suatu hari Amak mengirimkan telegram kepada Alif. Amak berencana ke Bandung untuk mengunjunginya dan Alif sangat senang, dia meminta Randai untuk meminjamkan kamarnya. Namun setelah beberapa hari Amak mengirimkan telegram, Alif disuruh pulang karena ayah bekal uang pinjaman uang dari Randai, Alif pun pergi ke Maninjau. Setelah sampai di Maninjau, Alif langsung pergi ke rumah sakit tempat Ayah dirawat. Di rumah sakit, ia melihat Ayahnya terbaring lemah, ia pun menghampiri Ayahnya dengan wajah sangat sedih. Alif menceritakan pengalaman yang telah ia dapatkan selama kuliah di Bandung. Setelah beberapa hari, akhirnya Ayah boleh pulang ke rumah, mendengar kabar tersebut Alif sangat harinya Alif berencana untuk balik ke Bandung. Tapi, ketika Amak membangunkan Alif saat subuh, kondisi Ayah semakin memburuk dan pada akhirnya Ayah menghembuskan nafas terakhirnya. Banyak sekali kenangan yang Alif lalui bersama Ayah. Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Ayah berwasiat kepada Alif untuk menjaga Amak dan beberapa hari Alif kembali lagi ke Bandung. Ia mulai memikirkan nasibnya, dia harus mandiri tanpa memikirkan pesangon dari Amaknya, untuk itu Alif mulai aktif berjualan songket, mukena, kain tenun, menjadi guru privat, hingga menulis berjalannya waktu keberuntungan mulai berpihak setelah dia terpilih menjadi salah satu pertukaran mahasisiwa dengan negara di Kanada Alif tinggal di daerah Quebec, yang mayoritas penduduknya berbahasa Perancis. Selama di Kanada Alif bekerja di sebuah stasiun TV lokal dan berkesempatan untuk mewancarai salah satu kandidat referendum yaitu Daniel bertemu Raisa membuat perasaan Alif berkecamuk. Saat ingin mengutarakan perasaannya, tak sengaja dia mendengar Raisa sedang mengobrol dengan temannya tentang syarat menjadi pendaming hidupnya, akhirnya Alif mengurungkan niatnya dan memilih menunggu hingga lulus waktu wisuda telah datang, Alif bermaksud menyampaikan perasaannya pada Raisa, namun belum sempat berbicara, Raisa telah lebih dulu memperkenalkan calon tunangannya, yakni Randai. Mendengar hal tersebut Alif mengurungkan tahun berlalu, kini Alif telah memiliki istri, dan mereka kembali mengunjungi Kanada. Di puncak bukit Kota Kanada dia menatap terbitnya matahari dengan istrinya, dia bernostalgia dengan perjuangannya yang keras dia bisa menjadi besar seperti ini, berkat dua mantra dari Pondok Madani “man jadda wajada” dan “man shabara zhafira”. Alif berhasil melalui ranah 3 warna yaitu Bandung, Amman, dan Saint Novel Dalam hidup ini, ternyata “man jadda wajadda” saja tidak cukup. Ada jarak terbentang di antara sungguh-sungguh dan sukses. Jarak yang harus ditempuh dengan sabar aktif. “Man shabara zhafira” barang siapa yang sabar pasti akan beruntung.Kelebihan Novel ini cocok dibaca oleh semua kalangan baik dari kalangan anak kecil maupun orang dewasa. Karena ceritanya ringan dan mudah dipahami dengan permasalahan yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan dari segi pesan atau amanat, novel ini mampu memberikan efek positif atau motivasi bagi ini menggambarkan kehidupan pesantren yang berbeda. Selama ini pesantren dikenal dengan lingkungan yang keras tetapi Ahmad Fuadi menekankan di dalam buku ini bahwa karena didikan pesantren yang keras serta ilmu-ilmu dan petuah yang ia dapatkan di sana, ia dapat bertahan menghadapi berbagai macam cobaan Penulis tiba-tiba mengabaikan Bang Togar di pertengahan hingga akhir novel, padahal Bang Togar lah yang berjasa dalam kehidupan Alif di Bandung. */kik.Judul Buku Ranah 3 WarnaPenerbit Utama Gramedia Pustaka UtamaDeskripsi Fisik Tebal 473 halamanCetakan Cetakan Pertama Januari 2011Penulis Resensi Qoniatul Qismah SPd Penulis resensi buku adalah guru penggerak Kampung Ilmu
Beranda» Sinopsis Novel Ranah 3 Warna - Ahmad Fuadi. Sinopsis Novel Ranah 3 Warna - Ahmad Fuadi Oleh Administrator Diposting pada 3 Maret 2019 28 Februari 2017. Sastra angkatan 2000 - an. Karya: Ahmad Fuadi. Ringkasan umum: Novel ini merupakan kelanjutan dari kisah Alif yang baru selesai menamatkan sekolah di Pondok Madani (PM) Ponorogo
0% found this document useful 0 votes0 views2 pagesOriginal TitleRESENSI BUKU RANAH 3 WARNACopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes0 views2 pagesResensi Buku Ranah 3 WarnaOriginal TitleRESENSI BUKU RANAH 3 WARNAJump to Page You are on page 1of 2 You're Reading a Free Preview Page 2 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Artidari ranah 3 warna ialah tiga daratan, Bandung, Amman Yordania, dan Quebec Canada. Cerita dalam buku ini tidak hanya perjuangan saja, tapi juga diselingi kisah percintaan seorang Alif kepada Raisa. Novel ini mempunyai beberapa kelebihan, dengan kelebihannya inilah yang membuat unggul diantara novel lainnya yang sudah mendahuluinya.
0% found this document useful 0 votes579 views3 pagesOriginal Title4848 © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes579 views3 pagesResensi Novel Ranah 3 WarnaOriginal Title4848 to Page You are on page 1of 3Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
lrvex. 0gofry212f.pages.dev/3590gofry212f.pages.dev/330gofry212f.pages.dev/1680gofry212f.pages.dev/2830gofry212f.pages.dev/2100gofry212f.pages.dev/3320gofry212f.pages.dev/470gofry212f.pages.dev/940gofry212f.pages.dev/173
resensi novel ranah 3 warna